Demi menambah dan mengabadikan sudut pandang agar tak terbuang.
Cari Blog Ini
Saatnya Membangun Bersama
Memang bingung jadi orang Indonesia. Saat rakyat-rakyat miskin bersusah payah mengais rezeki di tengah himpitan ekonomi, para pejabat malah korupsi. Ada pula yang bingung memperbaiki citra diri. Ketika puluhan juta warga menunggu perbaikan di segala bidang, wakil-wakil kita justru saling serang mencari kesalahan lawan politik. Siapa yang salah?
Namun di saat pimpinan pusat ingin memperbaiki keadaan, ada saja pihak yang menghalangi, menghujat, dan mengkritik membabi buta. Ketika presiden ingin membersihkan negeri ini dari korupsi, ternyata masih ada saja di antara kita yang suka main suap. Dikala pemimpin-pemimpin kita ingin membangun bumi ini dengan keamanan, selalu ada saja diantara kita yang mengacaukannya. Sekarang saat pemerintah bersusah-payah merealisasikan programnya di tengah kasus Bank Century, mengapa kita malah berramai-ramai turun ke jalan?
Kita harus sadar jika program-program pemerintah adalah program kita juga sebagai bagian dari Indonesia. Kegagalan-kegagalan pemerintah adalah kegagalan kita juga. Karena kita juga orang Indonesia. Lalu mengapa kita menyalahkan mereka saja? Kita harus sadar kalau kita bukan hanya obyek pembangunan, kita adalah pelaku pembangunan negeri ini. Keberhasilan program-program pemerintah tergantung pada kita juga. Marilah orang Indonesia, sudah bukan saatnya lagi saling kritik tanpa memberi solusi. Kini saatnya kita bergandengan tangan, bersama-sama mendukung program-program sekaligus mengawal pemimpin negeri ini. Tak perlu pakai kekerasan yang jelas-jelas tak efektif. Pak presiden pun pasti tahu kalau rakyat menanti hasil kerjanya.
Kini mari memberikan sumbangsih kita untuk bangsa. Dengan jalan berusaha melakukan yang terbaik pada bidang kita masing-masing. Berharap anak-cucu kita bias merasakan Indonesia yang lebih baik.
Aku hanya terdiam saat membaca sebuah selebaran dengan logo sebuah lembaga bimbingan belajar di bagian atasnya. Setelah tahu selebaran itu dikeluarkan oleh lembaga bimbingan belajar itu, minatku untuk membacanya semakin menipis. Karena kufikir selebaran itu hanya sebuah media promosi belaka. Selang waktu berganti, saat aku baru mengisi perutku yang langsing inio, aku mampir di sebuah warung kopi tempatku biasa nongkrong, dan kubaca berita di koran sama dengan di selebaran tadi. Jadi akhirnya aku tahu jika selebaran itu bukan hanya media promosi buta. Ini adalah berita besar kawan, yang menginvasi sebagian ruang otakku yang sempit. Menteri pendidikan baru punya program menghapus SNMPTN. Program yang bagus, penghapusan SNMPTN akan mempermudah jalan bagi calon-calon mahasiswa auntuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri yang diminatinya. Nilai UANpun akan lebih dihargai sebagai hasil kerja keras pelajar, karena selama ini nilai UAN hanya sebagai penghias di lembaran SKHUN. Padahal UAN...
Beberapa hari terakhir ini medsos ramai dengan isu pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid. Di twitter, kasus ini sempat menjadi tagar yang paling banyak dipakai di Indonesia, baik dengan #belakalimattauhid maupun #makarberkedoktauhid yang saat saya mengetik tulisan ini masih menjadi yang paling populer di Indonesia. Di instagram pun demikian, banyak kawan saya yang membicarakan hal ini, dan hampir semua mengutuk tindakan pembakaran tersebut. Saya menulis ini dengan motivasi untuk mengabadikan sudut pandang pribadi saya, yang bisa jadi nanti berubah seiring waktu, dan sebagai pemicu diskusi yang sehat dengan pembaca. Asal muasal kehebohan ini adalah video beberapa anggota Banser Garut yang membakar kain berwarna hitam dengan tulisan Arab berwarna putih. Tulisan tersebut secara harfiah berarti 'Tiada Tuhan selain Allah', lazim disebut kalimat Tauhid oleh pemeluk Islam. Banyak dari saudara muslim yang tersulut emosi setelah menonton video tersebut, n...
Cerita ini bermula saat suatu hari aku dan teman-temanku ikut bimbingan belajar gratis di sebuah Lembaga Bimbingan Belajar di Kota Kediri . Kami berangkat dari sekolah dengan naik sepeda motor. Ngeeng...wuz..membelah keramaian jalan kota, Ngebut. Dan seolah-olah the changcuters ikut mengiringi keberangkatan kami. Gila-gilaan bersama teman-teman, gila-gilaan di akhir pekan. Gila-gilaan , gila-gilaan, gila-gilaan. Sampai di tempat les kami langsung masuk dan ikut les dengan hati riang gembira. setelah satu jam setengah, les usai dan kami sholat di musholla yang ada disana. Aku telah usai sholat saat beberapa temanku baru masuk Musholla, kutaruh tas dan duduk-duduk di depan ruang pengajar yang letaknya bersebelahan dengan Musholla tadi. Kurasakan mulutku kering dan kerongkonganku seperti baru dijemur, lalu aku tengok kanan-kiri mencari teman yang kira-kira membawa air minum (maklum, orang miskin. Eh, memang tuhan sayang aku, kulihat ada dispenser tak jauh dariku. Langsung kuperiksa a...
Komentar
Posting Komentar