Ibu sang angin masih saja menari memutar diri memusatkan imaji Sementara adiknya yang kecil hitam tertelungkup diam dalam malam Berdua meramaikan pintu kegelapan Saat kami mulai terlentang dan mengigau Suara sang ibu terdengar lirih menemani kami Tak rela kalah dari gerutuan nyamuk-nyamuk Dan kami kadang terbangun Jika belaian ibu terasa terlalu kuat Membekukan kulit dan hati kami yang biasa hidup tanpanya.
Demi menambah dan mengabadikan sudut pandang agar tak terbuang.