Langsung ke konten utama

Sibuk Mencari Tutorial



Air hujan yang turun siang ini tak sedingin angin malam di kotaku, begitu dinginnya angin malam ini sampai membuat saluran pernafasanku ingin melemparkan apapun yang masuk kedalamnya, ya, aku terus-terusan bersin sampai kepala ini pusing. Namun tetap kulanjutkan aktifitasku di bilik sebuah warung internet. Aku tidak sedang mencari video porno, freeware, atau foto artis cantik, melainkan sedang mencari tutorial nge-blog di internet. Seperti lagunya Saykoji, aku selalu online dengan flashdisk menggantung di leherku.


Tak seperti biasanya, hariku akhir-akhir ini penuh dengan internet. Di sekolah akupun sempat singgah di depan jendela dunia maya ini, setelah itu pulang, dan seusai maghrib aku online lagi di warnet sampai mataku bergaris bawah dan jalanku tak lurus lagi, mirip orang mabok .
Memang kini aku harus belajar membuat blog sebagus mungkin, karena aku secara tak sengaja terdaftar menjadi kontestan lomba blog di sekolahku. Sungguh nasib memang sulit ditebak. Akhirnya akupun mati-matian menghabiskan uang saku jatah makan seminggu, hanya untuk belajar membuat blog. Padahal akupun sebenarnya tahu jika bidang ini kurang menjanjikan dan kurang cocok untukku, selain itu hadiah yang akan kudapatkan jika menangpun tak seberapa, tapi entah mengapa aku tak bisa melewatkan momen ini begitu saja. Aku tetap online didepan layar monitor setiap hari, melupakan pelajaran sekolahku, melupakan cewek idolaku. Hariku pun diliputi rasa bosan dicampur jenuh dan penasaran, sebenarnya apa yang kucari?
Setelah bangun dipagi hari, seperti biasa aku nongkrong sambil melamun di WC, tak peduli sudah berapa lama aku di tempat itu, tak peduli sudah berapa banyak limbah yang kukeluarkan. Akhirnya aku menemukan jawabannya, dari beribu-ribu file yang ada di otakku telah kutemukan mengapa aku menjadi gila blog seperti ini. ingin kuteriakkan "eureka!" seperti om archimedes saat menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan fisikanya. Ternyata yang kucari hanyalah sebuah pengakuan, pengakuan dari orang lain jika aku adalah seorang blogger yang mahir.
Kawan, itulah contoh betapa mumbuat gilanya komentar dan pengakuan dari orang lain. Bagi kawan yang masih remaja mungkin sering mengalami perasaan seperti itu, padahal jika dilihat dari ilmu agama, seharusnya kita hanya mencari perhatian dari tuhan yang maha segala-galanya, bukan malah sibuk pamer keahlian didepan orang lain yang mungkin tak peduli dengan apa yang kita lakukan. Namun jangan lantas menghilangkan perasaan itu begitu saja. karena sebagai manusia normal kita juga membutuhkan perasaan unik ini untuk menyemangati diri kita sendiri, terutama bagi kawan yang sudah bosan dengan hidupnya yang begitu-begitu saja. Buatlah perbedaan. Tapi jangan lantas kawan meledakkan bom untuk mencari pengakuan mayarakat internasional, itu kelewat ekstrim. Semua akan bermanfaat asalkan masih dalam batas kewajaran.

Komentar

  1. Wouw... hebat bgt...
    penggunaan bahasa.. yg aq yakin g' smua org bs lakuin...
    g' nyangka... jangan2 kmu bkalan jdi pnerus Sutardji Calsoum bachri neu...
    he..he..he..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bicara Tentang Pacaran

"Lebih baik langsung menikah daripada pacaran, aman." Seingatku begitu kata guruku saat berkomentar tentang tren anak muda sekarang : Pacaran. Tak ada yang salah dengan pendapat itu, malah secara sederhana bisa dikatakan benar. Namun saat kata-kata itu diucapkan pada anak-anak usia SMA rasanya terlalu berat. Tentu saja anak SMA belum siap untuk membangun rumah tangga baru diatas kata menikah. Tidur saja masih ikut emak. Selain itu pacaran dianggap banyak sisi negatifnya dibanding yang positif. Sudah sering saya jumpai cewek (saya sebut cewek karena saya anggap belum dewasa) yang hamil disaat masih pacaran. Jadi kesimpulan akhir dari kutipan diawal tadi adalah tidak usah pacaran. Apa sih enaknya pacaran? mungkin hanya manis diawal, saat sang pasangan baru mengatakan cinta. Jalan-jalan berdua, pergi nonton di bioskop, duduk berdua, bermanja-manjaan, bermesraan, atau yang parah sampai ML. Itu sebagian aktifitas saat pacaran yang saya tahu. Tak ada yang istimewa, kita pun bisa j...

Program Baru, Masalah Baru?

Aku hanya terdiam saat membaca sebuah selebaran dengan logo sebuah lembaga bimbingan belajar di bagian atasnya. Setelah tahu selebaran itu dikeluarkan oleh lembaga bimbingan belajar itu, minatku untuk membacanya semakin menipis. Karena kufikir selebaran itu hanya sebuah media promosi belaka. Selang waktu berganti, saat aku baru mengisi perutku yang langsing inio, aku mampir di sebuah warung kopi tempatku biasa nongkrong, dan kubaca berita di koran sama dengan di selebaran tadi. Jadi akhirnya aku tahu jika selebaran itu bukan hanya media promosi buta. Ini adalah berita besar kawan, yang menginvasi sebagian ruang otakku yang sempit. Menteri pendidikan baru punya program menghapus SNMPTN. Program yang bagus, penghapusan SNMPTN akan mempermudah jalan bagi calon-calon mahasiswa auntuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri yang diminatinya. Nilai UANpun akan lebih dihargai sebagai hasil kerja keras pelajar, karena selama ini nilai UAN hanya sebagai penghias di lembaran SKHUN. Padahal UAN...

Makhluk dari Hutan

Cerita ini bermula saat suatu hari aku dan teman-temanku ikut bimbingan belajar gratis di sebuah Lembaga Bimbingan Belajar di Kota Kediri . Kami berangkat dari sekolah dengan naik sepeda motor. Ngeeng...wuz..membelah keramaian jalan kota, Ngebut. Dan seolah-olah the changcuters ikut mengiringi keberangkatan kami. Gila-gilaan bersama teman-teman, gila-gilaan di akhir pekan. Gila-gilaan , gila-gilaan, gila-gilaan. Sampai di tempat les kami langsung masuk dan ikut les dengan hati riang gembira. setelah satu jam setengah, les usai dan kami sholat di musholla yang ada disana. Aku telah usai sholat saat beberapa temanku baru masuk Musholla, kutaruh tas dan duduk-duduk di depan ruang pengajar yang letaknya bersebelahan dengan Musholla tadi. Kurasakan mulutku kering dan kerongkonganku seperti baru dijemur, lalu aku tengok kanan-kiri mencari teman yang kira-kira membawa air minum (maklum, orang miskin. Eh, memang tuhan sayang aku, kulihat ada dispenser tak jauh dariku. Langsung kuperiksa a...