Langsung ke konten utama

Guruku Nakal


gambar dari http://haringliwanag.pansitan.net

Cerita ini mengambil setting saat aku dan teman-teman sekelasku selesai mengikuti pelajaran olahraga. Seperti hari-hari yang lalu kami nongkrong di kantin untuk beberapa saat. Makan, minum, ya kira-kira seperti itulah adegan di kantin sekolah. Tentunya sambil panjang kali lebar membicarakan kegiatan olahraga kami yang selalu aneh bagiku, tapi selalu seru bagi temanku yang berbakat.
Puas nongkrong di kantin, kami pun kembali ke kelas dan buru-buru ke kamar mandi untuk sekedar menghilangkan bau badan yang seperti bau kambing ini. Mengambil langkah lebar aku dan kawanku Hasan menuju kamar mandi guru yang biasa jadi tempat kami mandi setelah olahraga. Namun begitu sampai di depan pintu kamar mandi itu nafsu mandi kami hilang begitu saja setelah melihat tampang sangar satpam sekolah yang baru keluar dari kamar basah itu. Aku dengan tampang polos berusaha tenang dan bergaya seperti akan lewat dan menuju ruang UKS yang memang berdekatan dengan kamar mandi itu, dengan langkah serupa Hasan mengikutuki di belakang. Eh...bukannya selamat yang kami dapat, "Hei..! mau ngapain disitu!!??" Bentak Pak satpam, "pergi! UKS hanya untuk yang sakit, sakit kamu? Kalau mau ganti baju sana di masjid!". Kami salah tingkah, gugup bercampur ekspresi ingin membantah menjadi tampang bodoh. Seketika kami meninggalkan tempat itu sambil menunduk disertai kata-kata Pak satpam yang di replay.
Setelah kuanggap aman kuajak Hasan kembali ke Kamar mandi itu. Tengok kanan-kiri sebentar, setelah aman bisa buka baju dengan leluasa. Memang pada dasarnya ini adalah kamar mandi khusus guru, namun karena aku lebih terobsesi menaklukkannya, aku jadi tak pedulikan tulisan di atas pintunya yang menggunakan tiga bahasa tapi artinya mungkin sama:Toilet Guru.
Agak lama kami di dalam kamar mandi, meskipun hanya mengulangi gerakan-gerakan yang sama tanpa menggunakan sabun. Yang penting kena air, begitu fikirku.Hasan dengan puas menggunakan air di kamar mandi sebelah yang memang lebih lebar dari yang kupakai yang lebih tepat kalau disebut sebagai WC. Sampai akhirnya kudengar ada gerakan di depan pintuku yang memancingku untuk mengintip dari lubang kunci. Aku merasa curiga ketoka kudapati seseorang berbaju batik berdiri di situ. Jelas saja itu salah satu guruku. Kuhentikan semua gerakanku di dalam, begitu juga Hasan di kamar mandi sebelah. "Woy..siapa mandi disitu?! Tidak sopan! dikasih kamar mandi sendiri pakai punya guru!!" terdengar suara berat dari luar. Kami sama-sama diam. "Hey..Keluarrr!!" sambung lagi. "tidak pak, tidak mandi kok, ini sudah selesai", jawab Hasan dengan nada gemetar. Aku hanya diam tak berani berkata-kata. berikutnya terdengar pak guru tadi seperti berusaha membuka dari luar. Aku santai saja karena kufikir aku telah menguncinya dari dalam. Namun betapa terkejutnya aku saat mendegar Hasan berteriak-teriak menyuruhku membukakan pintunya yang ternyata telah dikunci dari luar oleh pak guru tadi. Akupun hanya menyambutnya dengan tawa, "santai san, aku masih pakai sepatu, nanti kubukakan". Saat kubuka kunci dari dalam dan kutarik pegangan pintunya, brak..brak,, pintuku juga tak bergerak, aku juga terkunci. Spontan terlontar sumpah-serapahku mengutuk guru itu.
Setelah agak lama di dala kamar mandi dan hanya bisa menunggu sampai ada guru lain yang ke kamar mandi itu untuk membebaskan sekaligus menghukum kami yang sudaj pasrah pada nasib, kudengar ada suara cewek di luar. Aku dan Hasan sama-sama berteriak minta tolong. Dan akhirnya selamat dari lubang kamar mandi itu. Setelah kejadian itu kami tetap tak kehilangan rasa nekat untuk mandi di tempat itu. Sampai sekarang. Tapi jangan ditiru. Don't try this at home.



Komentar

  1. Haha... aya-aya wae.
    Salam

    BalasHapus
  2. wakakakak. hajar gurunya gan *meracau*. btw selamat tahun baruu yaaa....

    BalasHapus
  3. Ehm.. Mesti kamar mandi dekat Labkom to? :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bicara Tentang Pacaran

"Lebih baik langsung menikah daripada pacaran, aman." Seingatku begitu kata guruku saat berkomentar tentang tren anak muda sekarang : Pacaran. Tak ada yang salah dengan pendapat itu, malah secara sederhana bisa dikatakan benar. Namun saat kata-kata itu diucapkan pada anak-anak usia SMA rasanya terlalu berat. Tentu saja anak SMA belum siap untuk membangun rumah tangga baru diatas kata menikah. Tidur saja masih ikut emak. Selain itu pacaran dianggap banyak sisi negatifnya dibanding yang positif. Sudah sering saya jumpai cewek (saya sebut cewek karena saya anggap belum dewasa) yang hamil disaat masih pacaran. Jadi kesimpulan akhir dari kutipan diawal tadi adalah tidak usah pacaran. Apa sih enaknya pacaran? mungkin hanya manis diawal, saat sang pasangan baru mengatakan cinta. Jalan-jalan berdua, pergi nonton di bioskop, duduk berdua, bermanja-manjaan, bermesraan, atau yang parah sampai ML. Itu sebagian aktifitas saat pacaran yang saya tahu. Tak ada yang istimewa, kita pun bisa j...

Program Baru, Masalah Baru?

Aku hanya terdiam saat membaca sebuah selebaran dengan logo sebuah lembaga bimbingan belajar di bagian atasnya. Setelah tahu selebaran itu dikeluarkan oleh lembaga bimbingan belajar itu, minatku untuk membacanya semakin menipis. Karena kufikir selebaran itu hanya sebuah media promosi belaka. Selang waktu berganti, saat aku baru mengisi perutku yang langsing inio, aku mampir di sebuah warung kopi tempatku biasa nongkrong, dan kubaca berita di koran sama dengan di selebaran tadi. Jadi akhirnya aku tahu jika selebaran itu bukan hanya media promosi buta. Ini adalah berita besar kawan, yang menginvasi sebagian ruang otakku yang sempit. Menteri pendidikan baru punya program menghapus SNMPTN. Program yang bagus, penghapusan SNMPTN akan mempermudah jalan bagi calon-calon mahasiswa auntuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri yang diminatinya. Nilai UANpun akan lebih dihargai sebagai hasil kerja keras pelajar, karena selama ini nilai UAN hanya sebagai penghias di lembaran SKHUN. Padahal UAN...

Makhluk dari Hutan

Cerita ini bermula saat suatu hari aku dan teman-temanku ikut bimbingan belajar gratis di sebuah Lembaga Bimbingan Belajar di Kota Kediri . Kami berangkat dari sekolah dengan naik sepeda motor. Ngeeng...wuz..membelah keramaian jalan kota, Ngebut. Dan seolah-olah the changcuters ikut mengiringi keberangkatan kami. Gila-gilaan bersama teman-teman, gila-gilaan di akhir pekan. Gila-gilaan , gila-gilaan, gila-gilaan. Sampai di tempat les kami langsung masuk dan ikut les dengan hati riang gembira. setelah satu jam setengah, les usai dan kami sholat di musholla yang ada disana. Aku telah usai sholat saat beberapa temanku baru masuk Musholla, kutaruh tas dan duduk-duduk di depan ruang pengajar yang letaknya bersebelahan dengan Musholla tadi. Kurasakan mulutku kering dan kerongkonganku seperti baru dijemur, lalu aku tengok kanan-kiri mencari teman yang kira-kira membawa air minum (maklum, orang miskin. Eh, memang tuhan sayang aku, kulihat ada dispenser tak jauh dariku. Langsung kuperiksa a...