Langsung ke konten utama

Sastra Jawa alias Program Studi Jawa FIB UI


Apakah anda tahu di Universitas Indonesia ada Program Studi Jawa alias Sastra Jawa?

       Saya bertanya demikian kerena masih banyak orang yang belum mengetahui program studi ini. Di tengah nama besar Universitas Indonesia, Sastra Jawa termasuk program studi yang kurang populer dibandingkan Kedokteran, Akuntansi, ataupun Sastra Inggris. Padahal program studi ini satu-satunya program studi yang keindonesiaan di Universitas Indonesia, selain Sastra Indonesia tentunya.
       Sastra Jawa adalah salah satu program studi pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Sesuai dengan namanya, fokus pembelajaran program studi ini adalah sastra dan kebudayaan Jawa. Unik bukan? Kalau tidak salah universitas negeri di Indonesia yang memiliki Program Studi Jawa atau Jurusan Sastra Jawa hanya ada tiga: Universitas Indonesia, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS), dan Universitas Gajah Mada (UGM). Di UGM pun namanya bukan Sastra Jawa melainkan Sastra Nusantara. Karena keunikannya tersebut Sastra Jawa sering dianggap sebagai jurusan yang tidak jelas masa depannya, tidak jelas lapangan kerjanya, dan ketidakjelasan-ketidakjelasan yang lain. Akibatnya sangat sedikit calon mahasiswa yang berminat mendaftar di Sastra Jawa. Lebih tragis lagi sebagian yang telah diterima tersebut masuk di Sastra Jawa karena ditolak di jurusan-jurusan lain pilihan utama mereka. Kalaupun ada mereka yang telah mendaftar pilihan utama Sastra Jawa UI dan kemudian diterima, kebanyakan akan bingung jika ditanya setelah lulus mau jadi apa. Sebagian kecil yang tidak bingung akan menjawab menjadi dosen atau guru bahasa Jawa. Pilihan yang aman.
       Sebenarnya masa depan Sastra Jawa UI tidak segamang itu juga. Sastra Jawa UI mempunyai tujuan melahirkan ilmuwan dan peneliti-peneliti baru, tentunya peneliti di bidang kebudayaan Jawa. Sehingga seluruh sistem pembelajarannya dirancang agar bisa mencapai tujuan tersebut. Mahasiswa Sastra Jawa UI tidak dididik untuk menjadi pelaku kebudayaan Jawa seperti dalang, sinden, atau pemain gamelan. Kegiatan-kegiatan seperti bermain wayang, gamelan, nembang hanya dijadikan sebagai kegiatan tambahan di luar kelas dan bukan diselenggarakan oleh pihak kampus, melainkan mahasiswa sendiri. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa menjadi peneliti yang obyektif. Mengambil jarak dan mengamati kebudayaan Jawa dari luar membuat kita bisa lebih obyektif dalam menilai kebudayaan tersebut daripada menjadi pelakunya langsung.
       Mengenai namanya, jurusan ini mempunyai nama lama Sastra Jawa dan sekarang sebenarnya sudah diganti menjadi Program Studi Jawa. Setahu saya, dahulu kata 'sastra' mempunyai makna yang setara dengan 'kebudayaan', jadi semua jurusan sastra di UI sebenarnya mempelajari kebudayaan. Dewasa ini, kata 'sastra' mengalami penyempitan makna menjadi 'sesuatu tentang karya seni tulis', sehingga dianggap sudah kurang sesuai lagi dengan apa yang dipelajari di jurusan tersebut. Karena nama lama masih sering dipakai, maka banyak orang mengira Jurusan Sastra Jawa hanya berhubungan dengan seni tulis Jawa. Itu salah.
       Untuk tujuan tersebut pula, mahasiswa banyak dibekali dengan mata kuliah-mata kuliah teori. Berikut ini adalah daftar mata kuliah yang saya pelajari di Program Studi Jawa atau Jurusan Sastra Jawa Universitas Indonesia sebagai angkatan 2010:

Semester 1
1. Pengantar Linguistik Umum
2. Pengantar Kesusastraan Jawa
3. Penguasaan Bahasa Jawa I
4. Aksara Nusantara: Jawa, Sunda, Bali, Pegon.

Semester 2
1. Fonetik dan Fonologi Jawa
2. Penguasaan Bahasa Jawa II
3. Bahasa Sunda Dasar

Semester 3
1. Morfologi dan Sintaksis Jawa
2. Pengkajian Prosa dan Drama Jawa
3. Kesenian Jawa
4. Penguasaan Bahasa Jawa III
5. Pengantar Filologi
6. Pengantar Kebudayaan Jawa

Semester 4
1. Penguasaan Bahasa Jawa IV
2. Pengkajian Puisi Jawa
3. Semantik dan Pragmatik Jawa
4. Religi Jawa
5. Bahasa Jawa Kuna I
6. Pranata Jawa

Semester 5
1. Bahasa dalam Kebudayaan Jawa
2. Penguasaan Bahasa Jawa V
3. Bahasa Jawa Kuna II
4. Kritik Teks Jawa Klasik
5. Dinamika Kesusastraan Jawa
6. Pengantar Metodologi Kebudayaan
7. Wayang

Mahasiswa Program Studi Jawa tidak disiapkan untuk dunia kerja. Jadi, jangan heran kalau lulusannya bekerja di bidang yang sama sekali tidak nyambung dengan nama jurusan.

Komentar

  1. Alkisah adik saya bersekolah ditempat yg sama dgn saya dulu. Dia punya guru yg men-judge bhwa sastra jawa hanyalah sastra jawa dan jurusan terbelakang. Alangkah tidak baiknya seorang guru seperti itu. Saya sedih mendengar bahwa guru itu berkata seperti itu. Sejak saat itu aaya memutuskan bhw dia bknlah guru saya lagi, melainkan mantan guru saya. Bagi saya seorang guru adalah org yg selalu memotivasi muridnya tnp merendahkan apapun. Sekarang saya merasa dia bkn guru yg layak bagi saya, krn dia bukan lulusan universitas terbaik namun berani menjelek2an salah satu jurusan yg ad di universitas terbaik. Dan sekarang saya tahu bahwa saya yang dulu muridnya pun jauh lebih baik drpada dia (agak curhat ya, tp emg sy kesal skali bgtu jurusan sy di pandang rendah).
    Sy bangga walau sy tdk terlalu pintar dlm bhs jawa tp sy senang menjadi salah satu org langka yg bersedia melestarikan budayany. Mnrut sy itu esensi yg sy dpt slama kuliah ☺

    BalasHapus
  2. kakak, q sangat berminat di sastra jawa
    tahun depan aku lulus dr SMA dan ingin melanjutkan ke s.jawa UGM
    mohon doanya ya!
    Aku masih merasa asing dg s.jawa tp aku sdh merasa bngga dg hal itu, karena itu mohon bimbinganx
    ini email q aya_fujiyama@yahoo.com

    BalasHapus
  3. Ini saya juga ada referensi kalau ingin tahu sedikit prospek kerja lulusan sastra Jawa. Silahkan dibaca http://jurnalpopuler.blogspot.com/2013/03/tips-menghilangkan-rasa-bosan-saat.html

    BalasHapus
  4. maksudnya yang ini... http://jurnalpopuler.blogspot.com/2013/03/prospek-kuliah-sastra-jawa.html

    BalasHapus
  5. Kalo artikel ini dirasa belum lengkap, mungkin bisa kopas link dibawah ini untuk lebih jelas tentang mata kuliah di sastra Jawa
    http://jurnalpopuler.blogspot.com/2013/06/mata-kuliah-sastra-jawa-ui.html

    BalasHapus
  6. abis baca, jadi pengen masuk sastra jawa..

    BalasHapus
  7. saya pengen banget :) tapi saya mau tanya pekerjaan nya selain guru bahasa jawa apa ya

    BalasHapus
  8. Yang penting jadi peneliti

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bicara Tentang Pacaran

"Lebih baik langsung menikah daripada pacaran, aman." Seingatku begitu kata guruku saat berkomentar tentang tren anak muda sekarang : Pacaran. Tak ada yang salah dengan pendapat itu, malah secara sederhana bisa dikatakan benar. Namun saat kata-kata itu diucapkan pada anak-anak usia SMA rasanya terlalu berat. Tentu saja anak SMA belum siap untuk membangun rumah tangga baru diatas kata menikah. Tidur saja masih ikut emak. Selain itu pacaran dianggap banyak sisi negatifnya dibanding yang positif. Sudah sering saya jumpai cewek (saya sebut cewek karena saya anggap belum dewasa) yang hamil disaat masih pacaran. Jadi kesimpulan akhir dari kutipan diawal tadi adalah tidak usah pacaran. Apa sih enaknya pacaran? mungkin hanya manis diawal, saat sang pasangan baru mengatakan cinta. Jalan-jalan berdua, pergi nonton di bioskop, duduk berdua, bermanja-manjaan, bermesraan, atau yang parah sampai ML. Itu sebagian aktifitas saat pacaran yang saya tahu. Tak ada yang istimewa, kita pun bisa j...

Program Baru, Masalah Baru?

Aku hanya terdiam saat membaca sebuah selebaran dengan logo sebuah lembaga bimbingan belajar di bagian atasnya. Setelah tahu selebaran itu dikeluarkan oleh lembaga bimbingan belajar itu, minatku untuk membacanya semakin menipis. Karena kufikir selebaran itu hanya sebuah media promosi belaka. Selang waktu berganti, saat aku baru mengisi perutku yang langsing inio, aku mampir di sebuah warung kopi tempatku biasa nongkrong, dan kubaca berita di koran sama dengan di selebaran tadi. Jadi akhirnya aku tahu jika selebaran itu bukan hanya media promosi buta. Ini adalah berita besar kawan, yang menginvasi sebagian ruang otakku yang sempit. Menteri pendidikan baru punya program menghapus SNMPTN. Program yang bagus, penghapusan SNMPTN akan mempermudah jalan bagi calon-calon mahasiswa auntuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri yang diminatinya. Nilai UANpun akan lebih dihargai sebagai hasil kerja keras pelajar, karena selama ini nilai UAN hanya sebagai penghias di lembaran SKHUN. Padahal UAN...

Makhluk dari Hutan

Cerita ini bermula saat suatu hari aku dan teman-temanku ikut bimbingan belajar gratis di sebuah Lembaga Bimbingan Belajar di Kota Kediri . Kami berangkat dari sekolah dengan naik sepeda motor. Ngeeng...wuz..membelah keramaian jalan kota, Ngebut. Dan seolah-olah the changcuters ikut mengiringi keberangkatan kami. Gila-gilaan bersama teman-teman, gila-gilaan di akhir pekan. Gila-gilaan , gila-gilaan, gila-gilaan. Sampai di tempat les kami langsung masuk dan ikut les dengan hati riang gembira. setelah satu jam setengah, les usai dan kami sholat di musholla yang ada disana. Aku telah usai sholat saat beberapa temanku baru masuk Musholla, kutaruh tas dan duduk-duduk di depan ruang pengajar yang letaknya bersebelahan dengan Musholla tadi. Kurasakan mulutku kering dan kerongkonganku seperti baru dijemur, lalu aku tengok kanan-kiri mencari teman yang kira-kira membawa air minum (maklum, orang miskin. Eh, memang tuhan sayang aku, kulihat ada dispenser tak jauh dariku. Langsung kuperiksa a...